Selasa, 27 Juli 2010

MEMBUAT BUKU UNTUK ANAK


Anak akan sangat senang jika kita membuatkan buku untuk mereka. Kita bisa membuat buku untuk anak dengan cara sederhana seperti di bawah ini :
Buku biografi anak.
Tempelkan foto anak, misalnya foto ketika masih bayi, rumah sakit tempat lahir, anak ketika bisa berjalan, mainan favoritnya, dll. Tambahkan kata-kata sederhana yang mengomentari setiap foto. Anak akan bangga dengan buku yang mengisahkan dirinya tersebut.
Buku tentang diri Anda.
Seperti buku di atas, tetapi berisi kisah Anda dan pasangan Anda sebagai orang tua. Buku tentang diri Anda bisa digunakan sebagai sumber bacaan yang bagus untuk mengajarkan proses pertumbuhan, siklus kehidupan, konsep baik dan buruk, nilai moral, etika, adat istiadat dalam keluarga, dan lain sebagainya.
Buku cerita yang Anda gambar sendiri.
Karanglah buku cerita yang Anda hias atau gambar sendiri. Meski sederhana dan urang indah, namun buku seperti ini akan menarik minat anak karena anak tahu kalau orang tuanya yang membuatkan buku itu khusus untuknya. Hal ini juga membuat Anda lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan buku untuk anak karena Anda bisa menentukan sendiri tema yang disukai anak.
Anak membuat sendiri bukunya.
Membuat buku sendiri bisa menjadi salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang anak. Meski anak belum bisa menulis, minta mereka untuk membuat gambarnya, minta mereka menceritakan gambarnya dan Anda yang menuliskan di buku tersebut. Jika mereka sudah bisa menulis, minta mereka untuk membuat gambar dan menuliskan sendiri ceritanya. Anak akan menyukai kegiatan ini. Anak juga mempunyai kesempatan untuk berkarya dan mengembangkan imanjinasinya.
Selamat mencoba !

Selasa, 20 Juli 2010

Seputar Insentif Guru di Kukar



 
TENGGARONG - Bupati Kukar Rita Widyasari SSos MM didampingi dua staf khususnya melakukan pertemuan dengan jajaran Dinas Pendidikan Kukar, Senin (19/7) kemarin di ruang kerja Bupati, Tenggarong. Hadir Plt Kepala Disdik Kukar H Abdul Syukur bersama bagian keuangan dan bendaharawan.
Dalam rapat tersebut berbagai persoalan menyangkut pendidikan di Kukar dikupas satu persatu. Mulai dari proyek-proyek di dinas pendidikan, dana subsidi pendidikan hingga insentif guru yang sampai saat ini belum sepenuhnya dapat dicairkan.
Bupati Rita Widyasari usai rapat dengan jajaran Disdik Kukar mengatakan bahwa inti dari rapat tersebut yakni membahas berbagai persoalan di disdik. "Saya mendapatkan data dari bagian keuangan ternyata banyak sekali yang belum terbayarkan. Tidak hanya itu yang paling sering kita dengar menyangkut masalah insentif guru yang belum disalurkan," tegas Rita diruang kerjanya, kemarin.
Dikatakan Rita, menyangkut masalah insentif guru, dimana pos dananya berasal dari tiga bantuan yakni program pusat (dari dana bagi hasil migas), Provinsi Kaltim, dan Pemkab Kukar. "Inilah yang menjadi persoalan dan harus secepatnya diselesaikan menyangkut kebutuhan orang banyak," ujarnya.
Rita mengatakan bahwa data jumlah guru yang masuk pada pusat hanya 4 ribu orang sedangkan data di disdik jumlah guru mencapai 13 ribu orang, sehingga proses yang seharusnya 12 bulan insentif dibayarkan menjadi sembilan bulan, dan sisanya tiga bulan dan ini harus tetap dibayarkan. "Saya minta jajaran Disdik satu minggu insentif guru harus dibayarkan semua," tegas Rita.
Tidak hanya itu Rita juga menayakan masalah subsidi mulai dari BP3, SPP yang digemborkan pemerintah semuanya serba gratis namun kenyataannya masih terjadi kesalahan sistem pembayarannya yang tertunda, "Saya minta masalah ini juga harus segera diselesaikan termasuk dalam 19 item anggaran pendidikan. Inikan tidak pernah klop, ke depan harus selalu koordinasi dengan yang lainnya. Kalau harus Januari dibayarkan ya harus dibayarkan sesuai dengan jadwal sehingga proses dan sistem memajukan pendidikan di Kukar berkualitas dan bermutu akan terwujud," pinta Rita. (hmp15)

Minggu, 18 Juli 2010

Balap Perahu Ces

Muara Muntai dan Muara Kaman Dominasi Balap Perahu Ces

Dua finalis memacu perahu ketintingnya dalam babak final kelas 10 PK yang digelar tadi sore
Photo: Agri

Balap perahu ketinting mampu menyedot perhatian warga Tenggarong dan sekitarnya
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com 16/07/2010 20:56 WITA
Suasana di sepanjang tepian Mahakam kota Tenggarong tampak riuh tadi sore. Ribuan warga Tenggarong dan sekitarnya tampak antusias menyemangati sejumlah motoris yang memacu perahu ketintingnya dengan kecepatan tinggi di 'sirkuit' sungai Mahakam.


Ya, para motoris tersebut adalah para peserta Lomba Perahu Ketinting garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar) yang hari ini telah memasuki babak final.


Hasilnya, para pembalap perahu ketinting, yang dalam Bahasa Kutai dikenal dengan sebutan ces, dari Kecamatan Muara Muntai dan Muara Kaman tampil mendominasi dalam lomba yang digelar dalam rangka menyemarakkan Erau 2010 itu.


Dari tiga kelas yang diperlombakan, yakni kelas 6 PK, 9 PK dan 10 PK, para pembalap ces dari dua kecamatan di pedalaman Mahakam tersebut saling berbagi gelar jawara.


Di final Kelas 6 PK, Anton dari Muara Muntai berhasil meraih gelar Juara I, disusul Imong (Muara Muntai) dan Gojin (Kota Bangun) sebagai Juara II dan Juara III.


Sementara di kelas 9 PK, Nok dari Muara Muntai menyabet predikat Juara I setelah menyisihkan Slamat (Muara Jawa) yang hanya finish sebagai runner up dan Imong (Muara Muntai) sebagai Juara III.


Sedangkan di kelas 10 PK, seluruh gelar jawara diraih para pembalap asal Muara Kaman, yakni Dadang, Osen dan Jupe. (win)


Warga Tenggarong memadati turap di sepanjang tepian Mahakam untuk menyaksikan balap ces
Photo: Agri

Sabtu, 17 Juli 2010

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Kukar

             KTSP, Sudah Sampai Dimana ?
      Satu dari sekian persoalan dalam pendidikan pada jenjang pendidikan dasar adalah tingkat pemahaman tenaga pendidik terhadap kurikulum yang masih rendah. Meski telah diberlakukan secara bertahap sejak tahun pelajaran 2006/2007 dan berlaku secara menyeluruh sejak tahun pelajaran 2009/2010, penggunaan KTSP di sekolah-sekolah masih perlu mendapatkan perhatian. 
        Apalagi jika dikaitkan dengan adanya penguatan baru didalam KTSP sejak tahun ini, maka sangat tepat jika Dinas Pendidikan melalui Tim Pengembang Kurikulum Kabupaten turun ke lapangan untuk melakukan 'jemput bola' memberikan bantuan teknis atau pendampingan kepada sekolah-sekolah dalam penyempurnaan kurikulum di sekolah tersebut. 
         Setelah mendapatkan SK Bupati dan bantuan teknis dari Puskur Pusat, TPK Kabupaten kini telah siap di terjunkan ke lapangan. Meskipun pengganggaran dana untuk kegiatan pengembangan kurikulum ini terpangkas atau tercoret  dalam APBD tetapi kiranya hal itu tidak dijadikan alasan untuk membiarkan urusan kurikulum ini terbengkalai. Sebab bagaimana kita mau meningkatkan mutu pendidikan bila kurikulum sebagai roh dari pembelajaran itu sendiri masih belum terbenahi ??

Rabu, 14 Juli 2010

Ada Yang Baru di KTSP Kita


Kebijakan terbaru dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah dengan adanya pengintegrasian nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pendidikan Kewirausahaan, dan Pelaksanaan Belajar Aktif ke dalam kurikulum sekolah. Target 25 % keterlaksanaannya pada tahun 2011 sehingga diharapkan tuntas 100 % pada tahun 2014.
Bantuan teknis kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Kabupaten Kutai Kartanegara telah diberikan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum (Puskur) kemendiknas kepada 33 orang anggota TPK Kabupaten dan 60 kepala/ perwakilan satuan pendidikan selama beberapa hari di Tenggarong.
Setelah kegiatan ini diharapkan para peserta untuk merealisasikan penyusunan kurikulum dan pengintegrasian nilai-nilai tsb di atas di masing-masing institusinya. Hal ini sejalan dengan rencana Disdik Kabupaten Kukar yang telah menginstruksikan agar setiap satuan pendidikan khususnya pada jenjang TK/SD/SLB dapat menyiapkan Dokumen I Kurikulum di sekolahnya untuk divaliditasi atau di sahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan. Akan ada perlakuan tertentu terhadap sekolah-sekolah yang sampai saat ini belum mempunyai bukti fisik (dokumen I ) KTSP di sekolahnya.
TPK Kabupaten siap memberikan bantuan teknis dan pendampingan kepada sekolah-sekolah yang memerlukan bantuan dalam penyusunan Kurikulum di sekolahnya. Silakan menghubungi Ketua TPK Kabupaten di Kasi TK/SD/SDLB lantai 2 Kantor Disdik Kab. Kukar di Jl. Lais, Tenggarong. Atau hubungi Sekretariat TPK SD Kabupaten di SDLB Tenggarong.

Senin, 12 Juli 2010

Pendidikan Usia Dini yang Baik Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa Depan

From : Selviana


Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan "usia emas" bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya.

Kesadaran akan pentingnya PAUD cukup tinggi di negara maju, sedangkan di Indonesia baru berlangsung pada  10 tahun yang lalu, dan hingga pada saat ini belum banyak disadari masyarakat begitu juga praktisi pendidikan

. Martin Luther (1483 - 1546)

Menurut Martin Luther tujuan utama sekolah adalah mengajarkan agama, dan keluarga merupakan institusi penting dalam pendidikan anak.

Pemikiran Martin Luther ini sejalan dengan tujuan madrasah (sekolah Islam) yaitu pendidikan agama Islam, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian integral dari agama Islam. Dengan demikian pendidikan di madrasah akan menghasilkan ulul-albaab (QS. 3 : 190 - 191), yaitu penguasaan iptek yang dapat digunakan dalam kehidupan dengan ahlak mulia, berdampak rahmatan lil alaminn, yang dijanjikan Allah akan ditingkatkan derajatnya (QS. 58 : 11).

. Jean - Jacques Rousseau (1712 - 1718)

Bukunya Du de 'education, menggambarkan cara pendidikan anak sejak lahir hingga remaja.

Menurut Rousseau: "Tuhan menciptakan segalanya dengan baik; adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat (God make every things good; man meddles with them and they become evil).

Rousseau menyarankan "kembali ke alam" atau "back to nature", dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak yaitu : "naturalisme". Naturalisme berarti, pendidikan akan diperoleh dari alam, manusia atau benda, bersifat alamiah sehingga memacu berkembangnya mutu, seperti kebahagiaan, sportivitas dan rasa ingin tahu. Dalam prakteknya naturalisme menolak pakaian seragam (dress code), standarisasi keterampilan dasar yang minimum, dan sangat mendorong kebebasan anak dalam belajar.

Anak dibekali potensi bawaan (QS. 16 : 78) yaitu potensi indrawi (psikomotorik), IQ, EQ dan SQ. Semua manusia perlu mensyukuri pembekalan dari Allah SWT, dengan mengaktualisasikannya menjadi kompetensi.

. Johan Heindrich Pestalozzi (1746 - 1827)

Dalam bukunya "Emile" ia sangat terkesan dengan "back to nature". Ia mengintegrasikan kehidupan rumah, pendidikan vokasional dan pendidikan baca tulis. Pestalozzi yakin segala bentuk pendidikan adalah melalui panca indra dan melalui pengalamannya potensi untuk dikembangkan. Belajar yang terbaik adalah mengenal beberapa konsep dengan panca indra. Ibu adalah seorang pahlawan dalam dunia pendidikan, yang dilakukannya sejak awal kehidupan anak.

. Frederich Wilhelm Froebel (1782 - 1852)

Froebel menciptakan "Kindergarten" atau taman kanak-kanak, oleh karena itu ia dijadikan sebagai "bapak PAUD". Pandangan Froebel terhadap pendidikan dikaitkan dengan hubungan individu, Tuhan dan alam. Ia menggunakan taman atau kebun milik anak di Blankenburg Jerman, sebagai milik anak. Bermain merupakan metode pendidikan anak dalam "meniru" kehidupan orang dewasa dengan wajar. Kurikulum PAUD dari Froebel meliputi :

- Seni dan keahlian dalam konstruksi, melalui permainan lilin dan tanah liat, balok-balok kayu, menggunting kertas, menganyam, melipat kertas, meronce dengan benang, menggambar dan menyulam.

- Menyanyi dan kegiatan permainan.

- Bahasa dan Aritmatika.

Menurut Froebel guru bertanggung jawab dalam membimbing, mengarahkan agar anak menjadi kreatif, dengan kurikulum terencana dan sistematis.

Guru adalah manajer kelas yang bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, membimbing, mengawasi dan mengevaluasi proses ataupun hasil belajar. Tanpa program yang sistematis penyelenggaraan PAUD bisa membahayakan anak.

. John Dewey (1859 - 1952)

John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.

Bandingkan pendapat Dewey tsb dengan sabda Rasulullah SAW "didiklah anak-anakmu untuk jamannya yang bukan jamanmu"

. Maria Montessori (1870 - 1952)

Sebagai seorang dokter dan antropolog wanita Italy yang pertama, ia berminat terhadap pendidikan anak terbelakang, yang ternyata metodenya dapat digunakan pada anak normal.

Tahun 1907 ia mendirikan sekolah "Dei Bambini" atau rumah anak di daerah kumuh di Roma. Metode Montessori adalah pengembangan kecakapan indrawi untuk menguasai iptek untuk diorganisasikan dalam pikirannya, dengan menggunakan peralatan yang didesain khusus. Belajar membaca dan menulis diajarkan bersamaan. Montessori berpendapat anak usia 2 - 6 tahun paling cepat untuk belajar membaca dan menulis. Kritik terhadap Montessori adalah karena kurang menekankan pada perkembangan bahasa dan sosial, kreatifitas, musik dan seni.

Ijtihad dengan hasil yang benar bernilai dua, apabila hasilnya salah nilainya satu, sedangkan taklid atau mengikuti bernilai nol, jadi berfikir kreatif itu dikehendaki oleh Allah SWT.

. McMiller Bersaudara

Rachel dan Margaret mendirikan sekolah Nursery yang pertama di London pada tahun 1911. sekolah ini mementingkan kreatifitas dan bermain termasuk seni.

. Jean Piaget (1896 - 1980)

Ilmuwan Swiss ini tertarik pada ilmu pengetahuan proses belajar dan berfikir, meskipun ia sendiri ahli dalam biologi. Menurut Piaget ada tiga cara anak mengetahui sesuatu :

Pertama, melalui interaksi sosial, Kedua, melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan fisik, Ketiga, Logica Mathematical, melalui konstruksi mental.

. Benjamin Bloom

Bloom (1964) mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu, yang menghasilkan taksanomi Bloom. Kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil PAUD. Pendapat ini dukung oleh Hunt yang menyatakan bahwa PAUD memberi dampak pada pengembangan kecerdasan anak selanjutnya.

. David Werkart

Metode pengajarannya menggunakan prinsip-prinsip :
- Memberikan lingkungan yang nyaman,
- Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,
- Membantu anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,
- Membantu anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri dengan melakukannya sendiri.
Werkart mendirikan lembaga High Scope Education (1989).


Layanan bagi Anak Usia Dini

Anak usia dini meliputi usia 0 - 6 tahun. Pada usia 0 - 2 tahun pertumbuhan fisik jasmaniah dan pertumbuhan otak dilakukan melalui yandu (pelayanan terpadu) antara Depertemen Kesehatan, Depsosial, BKKBN dan Depdiknas. Dalam program PAUD, diharapkan Depdiknas menjadi "Leading Sector".

Pada usia 2 - 4 tahun layanan dilakukan melalui penitipan anak (TPA) atau Play Group. Pada usia 4 - 6 tahun layanan dilakukan melalui Taman Kanak-kanak (TK - A dan TK - B).

Perkembangan Kepribadian dan Kognitif Anak Usia Dini

. Teori perkembangan Psikososial Erikson

Ada empat tingkat perkembangan anak menurut Erikson, yaitu :

Pertama, usia anak 0 - 1 tahun yaitu trust Vs mistrust. Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi menimbulkan "trust" pada bayi terhadap lingkungannya. Apabila sebaliknya akan menimbulkan "mistrust" yaitu kecemasan dan kecurigaan terhadap lingkungan.

Kedua, usia 2 - 3 tahun, yaitu autonomy Vs shame and doubt. Pengasuhan melalui dorongan untuk melakukan apa yang diinginkan anak, dan sesuai dengan waktu dan caranya sendiri dengan bimbingan orang tua/guru yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan kesadaran autonomy. Sebaliknya apabila guru tidak sabar, banyak melarang anak, menimbulkan sikap ragu-ragu pada anak. Jangan membuat anak merasa malu.

Ketiga, usia 4 - 5 tahun, yaitu Inisiative Vs Guilt, yaitu pengasuhan dengan memberi dorongan untuk bereksperimen dengan bebas dalam lingkungannya. Guru dan orang tua tidak menjawab langsung pertanyaan anak (ingat metode Chaining nya Gagne), maka mendorong anak untuk berinisiatif sebaliknya, bila anak selalu dihalangi, pertanyakan anak disepelekan, maka anak akan selalu merasa bersalah.

Keempat, usia 6 - 11 tahun, yaitu Industry Vs Inferiority, bila anak dianggap sebagai "anak kecil" baik oleh orang tua, guru maupun lingkungannya, maka akan berkembang rasa rendah diri, dampaknya anak kurang suka melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual, dan kurang percaya diri.

. Teori perkembangan Konitif Piaget

Ada tiga tahapan perkembangan kognitif anak menurut piaget, yaitu :

Pertama, tahap sensori motorik (usia 0 - 2 tahun) anak mendapatkan pengalaman dari tubuh dan indranya.

Kedua, tahap praoperasional. Anak berusaha menguasai simbol-simbol, (kata-kata) dan mampu mengungkapkan pengalamannya, meskipun tidak logis (pra-logis). Pada saat ini anak bersifat ego centris, melihat sesuatu dari dirinya (perception centration), yaitu melihat sesuatu dari satu ciri, sedangkan ciri lainnya diabaikan.

Ketiga, tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini anak memahami dan berfikir yang bersifat kongkrit belum abstrak.

Keempat, tahap operasional formal. Pada tahap ini anak mampu berfikir abstrak.

Kurikulum PAUD

Kurikulum TK dikembangkan berdasarkan integrated curriculum (kurikulum terintegrasi) dengan pendekatan tematik. Kurikulum diorganisasikan melalui suatu topik atau tema. Katz dan Chard (1989) yang dikutip oleh Soemiarti Patmonodewo (2003) menetapkan kriteria untuk memilih tema yaitu: ada keterkaitannya, kesempatan untuk menerapkan keterampilan, kemungkinan adanya sumber, minat guru.

Bahan-bahan untuk mengembangkan tema antara lain :
a) Lingkungan anak seperti : rumah, keluarga, sekolah, permainan, diri sendiri.
b) Lingkungan : kebun, alat transportasi, pasar, toko, museum.
c) Peristiwa : 17 Agustus, hari Ibu, upacara perkawinan.
d) Tempat : Jalan raya, sungai, tempat bersejarah
e) Waktu : jam, kalender, dan sebagainya.

Program PAUD

. Day Care atau TPA (Taman Penitipan Anak), yang berfungsi sebagai pelengkap pengasuhan orang tua. TPA dirancang khusus dengan program dan sarananya, untuk membantu pengasuhan anak selama ibunya bekerja. Pengasuhan dilakukan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial anak. TPA di Indonesia sudah berkembang dalam bentuk: TPA perkantoran, TPA perumahan, TPA industri, TPA perkebunan, TPA pasar. Sekarang banyak bermunculan TPA keluarga, yang diselenggarakan di rumah-rumah.

. Pusat pengembangan anak yang terintegrasi yang memberikan pelayanan perbaikan gizi dan kesehatan dengan tujuan peningkatan kualitas hidup anak. Di Indonesia dikenal dengan nama Posyandu (pos pelayanan terpadu) yang memberikan pelayanan makanan bergizi, imunisasi, penimbangan berat badan anak, layanan kesehatan oleh dokter, pemeriksaan kesehatan keluarga berencana. Pelatih dan pelaksana semuanya relawan yang sebelumnya mendapat pelatihan.

. Pendidikan Ibu dan Anak

Yang menjadi tujuan adalah pendidikan ibu yang memiliki balita, dalam hal pendidikan dan pengasuhan anak.

Pola pendidikan seperti ini berkembang menjadi HIPPY (Home Instruction Programme for Preschool Youngster) di Israel Pendidikan orang dewasa dengan pendekatan kelompok juga dilaksanakan oleh Indonesia, Cina, Jamaica, dan Kolumbia.

Di Indonesia dikenal dengan program Bina Keluarga Balita, yang dikoordinasikan oleh Meneg Urusan Peranan Wanita dan BKKBN dengan bantuan UNICEF, yang dilaksanakan sejak 1980.

. Program Melalui Media

Media yang digunakan bisa media cetak, TV, Radio, dan Internet. Tahun 1980 Venezuela program dengan media dikenal sebagai "Project to Familia", dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, yang diberikan kepada Ibu. Program melalui TV saat ini bisa mengangkat jauh ke pelosok desa.

. Program "Dari Anak Untuk Anak"

Pengasuhan adik oleh kakaknya terjadi secara spontan. Kakaknya diajarkan tentang pentingnya vaksinasi, gizi, dab bagaimana mendorong adik untuk berbicara, mengajak bermain, dan menyuapi adik, yang kemudian dipraktekkan dirumah. Pola ini punya beberapa keuntungan antara lain yaitu :

- Si Kakak, telah mendapatkan keterampilan untuk menjadi orang tua dengan pola pengasuhan anak yang baik.

- Si Kakak ini bisa menularkan keterampilannya kepada teman sebayanya.

- Keterampilan si kakak tadi dapat diterapkan dilingkungannya.

Program ini dilakukan di sekolah formal dengan bekerja sama dengan pusat kesehatan, BKKBN, Departemen sosial dan pramuka. Program ini untuk pertama kalinya dilakukan di London.

. "Head Start" di Amerika

Tujuan "Head Start" adalah untuk memerangi kemiskinan, dengan cara membantu anak-anak untuk mempersiapkan mereka memasuki sekolah. Head Start memberikan sarana pendidikan, sosial, kesehatan, gigi, gizi dan kesehatan mental anak-anak yang berasal dari keluarga miskin.

. Taman Kanak-kanak atau Kindergarten

TK merupakan buah fikiran Froebel dari Jerman, melalui konsep belajar melalui bermain yang berdasarkan minat anak, dimana anak sebagai pusat (child centered). Pola belajar sebelumnya adalah teacher centered seperti yang dilaksanakan di Amerika dengan menitikberatkan pada mata pelajaran.

The Nebraska Department of Education di Amerika memberikan saran tentang bentuk TK yang baik yaitu :

- Ada kerjasama sekolah dan orang tua dalam memberi pengalaman belajar bagi anak.
- Pengalaman anak hendaknya dirancang untuk terjadi exploration and discovery, tidak hanya duduk dengan kertas diatas meja.
- Anak belajar melalui alat permainan.
- Anak belajar menyukai buku dan bahasa melalui kegiatan bercerita dengan bahasanya sendiri.
- Anak melakukan kegiatan sehari-hari melatih motorik kasar dan halus, dengan berlari, melompat, melambung bola, menjahit, kartu, bermain dengan lilin,
- Anak berlatih mengembangkan logika matematika, dengan bermain pasir, unit balok, alat bantu hitung, .
- Anak berlatih mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam, melalui pengamatan percobaan dan menarik kesimpulan.
- Anak mengenal berbagai irama musik dan alatnya.
- Anak berlatih menyukai seni.


Semua kegiatan TK dirancang untuk mengembangkan self image yang positif, serta sikap baik pada teman dan sekolah; dengan bermain sebagai media belajar.

Beberapa Model Penyelenggaraan TK

Pengasuhan bagi anak-anak dapat dilakukan secara home based atau center based. Ada tiga model center based.

a) Model Montessori

Untuk pertama kalinya, sekolah model Montessori didirikan pada tahun 1907 di Breka di Italia, dan beberapa tahun kemudian berkembang di Eropa.

Beberapa filsafat Montessori dalam belajar yaitu :

- Absorbent minds (ingatan yang meresap)

- The prepared environment (limgkungan yang dipersiapkan).

- Sensitive period (periode sensitive)

Alat-alat yang digunakan dalam pendidikan model Montessori terbagi dalam empat kelompok, yaitu:

- Alat pengembangan keterampilan, untuk menumbuhkan disiplin diri, kemandirian, konsentrasi dan kepercayaan diri.

- Alat pengembangan fungsi sensoris untuk memperhalus fungsi indra.

- Alat pengembangan akademis, seperti huruf-huruf yang bisa ditempelkan di papan.

- Alat pengembangan artistik yang berorientasi pada budaya, agar anak belajar menyukai dan menghargai musik, belajar seni dan keselarasan musik.

Dalam model Montessori, anak bebas memilih aktifitas, yang berhubungan dengan "auto - education" dimana anak harus mendidik diri sendiri tanpa di dikte guru.

Secara keseluruhan, menurut American Montessori Society (1984), tujuan pendidikan Montessori adalah :

- Pengembangan konsentrasi,
- Keterampilan mengamati,
- Keselarasan memahami tingkatan dan urutan,
- Koordinasi kesadaran dalam melakukan persepsi dan keterampilan praktis.
- Konsep yang bersifat matematis,
- Keterampilan membaca dan menulis,
- Keterampilan berbahasa,
- Terbiasa dengan kesenian yang kreatif,
- Memahami dunia alam lingkungan,
- Memahami ilmu sosial,
- Berpengalaman dalam menyelesaikan masalah

b) Model Tingkah Laku

Model ini didasarkan atas teori John B. Watson, E Thorn dan B.F Skinner, yang meyakini bahwa tingkah laku dapat dibentuk dengan "stimulus" dan "respons", dan "operant conditioning". Tingkah laku dikontrol oleh "reward" dan "punishment". Model ini kurang memperhatikan pengembangan fisik dan emosi, karena mereka berpendapat bahwa anak akan memperoleh "Self Esteem" apabila anak berhasil dalam prestasi intelektualnya.

c) Model Interaksionis

Model ini didasari oleh teori Piaget, contohnya adalah program "The High Scope" yang dikembangkan oleh David Weikart, "Educating the Young Thinker" yang dikembangkan oleh Irvan Siegel dalam "Piaget of Early Education" yang dikembangkan oleh Contance Kamii dan Rheta Devries.

Menurut Piaget, belajar adalah proses yang didasarkan atas "Intrinsic Motivation". Kemampuan berfikir tumbuh hingga tahapan berfikir abstrak dan logis.

Tujuan model ini adalah untuk menstimulasi seluruh area perkembangan anak, baik fisik, sosial, emosional maupun perkembangannya kognitif, yang kesemuanya dianggap sama pentingnya.

Kamii dan Devries (1979) menyatakan bahwa pendidikan harus bertujuan jangka panjang, suatu perkembangan dari seluruh kepribadian, intelektual dan moral.

Piaget menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menyiapkan manusia yang mampu membuat sesuatu yang baru, kreatif, berdaya cipta, nalar dengan baik, kritis, dan bukan hanya mengulangi dan meniru sesuatu yang telah terjadi dahulu.

Bermain Sebagai Proses Belajar

Bermain merupakan proses pembelajaran di TK, yang berupa bermain bebas, bermain dengan bimbingan dan bermain yang diarahkan. Bentuk-bentuk bermain antara lain bermain sosial, bermain dengan benda dan bermain sosio dramatis.

Bermain sosial terdiri dari bermain seorang diri (solitary play), bermain dimana anak hanya sebagai penonton (onlooker play), bermain paralel (parallel play), bermain asosiatif (associative play) dan bermain kooperatif (cooperative play).

Perkembangan Tingkah Laku dan Bermain

Bayi bermain dalam tingkat sensori motoris, dengan menjelajahi benda dan manusia yang ditemuinya, dan menyelidikinya. Pada akhir usia satu tahun ia mulai bermain dengan Ciluk - Ba. Kemudian ia bermain dengan menggunakan alat, dan pada usia menjelang sekolah ia bermain konstruktif, dengan benda dan beberapa aturan. Anak usia 3 tahun dapat bermain dengan berperan sebagai keluarga. Anak bisa bermain dengan peraturan, pada usia 7 - 12 tahun dan menunjukkan bahwa ia berada pada tahap kongkrit operasional.

Hubungan Orang Tua dan PAUD

Orang tua merupakan guru yang pertama bagi anak-anaknya. Apabila ada kerjasama antara orang tua dan anak akan menghasilkan :

- Peningkatan konsep diri pada orang tua dan anak,
- Peningkatan motivasi belajar, dan
- Peningkatan hasil belajar.

Keterlibatan orang tua, ada tiga kemungkinan, yaitu :

- Orientasi pada tugas.
- Orientasi pada proses.
- Orientasi pada perkembangan.

Komunikasi antara sekolah dengan orang tua bisa bersifat komunikasi resmi atau tidak resmi, kunjungan ke rumah, pertemuan orang tua, dan laporan berkala.

*Penulis adalah pengasuh pondok pesantren Darul Ma'arif Bandung

Cara Jembrana Menjadi Digital City

Monday, July 5th, 2010
oleh : A. Mohammad BS

Meski relatif miskin sumber daya alam, Kabupaten Jembrana mampu menjadi digital cityyang kini menjadi rujukan daerah lain. Berbagai layanan canggih — seperti yang dirasakan warga negara-negara maju — sudah bisa dinikmati warga Jembrana. Salah satu kunci utama keberhasilannya: gotong-royong.

"Biar tidak kaya, yang penting inovatif dan kreatif." Prinsip ini sepertinya dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana. Betapa tidak, hingga tahun 2000, Jembrana tak lebih dari sebuah perlintasan arus wisatawan domestik dari Pulau Jawa menuju Denpasar. Jembrana tak memiliki sumber daya alam dan objek wisata yang menonjol. Tak mengherankan, dengan PAD Rp 2,3 miliar per tahun beberapa tahun lalu itu, Jembrana merupakan kabupaten dengan PAD terendah di antara 8 kabupaten dan kota di Bali .

Akan tetapi, dengan segala keterbatasannya, Jembrana justru kini bisa dibilang sebagai salah satu kabupaten paling modern di Indonesia — dibandingkan DKI Jakarta sekalipun. Jembrana juga bisa menjadi pionir dalam hal pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan kepada masyakaratnya.

Contohnya, sementara di DKI Jakarta para pegawai pemerintah dan warganya memiliki beberapa kartu (KTP, kartu pegawai, kartu Jamsostek/kartu asuransi, NPWP, dan sejumlah kartu lainnya), di Jembrana tidak seperti itu. Di kabupaten ini, setiap pegawai pemerintah dan siswa sekolah cukup menyimpan satu kartu yang memiliki beragam fungsi: sebagai KTP, kartu pegawai atau kartu pelajar yang merangkap kartu absen, kartu ATM hingga kartu untuk pembayaran belanja di kantin sekolah. Hebatnya lagi, kartu itu berisi data rekam medis dan berfungsi sebagai kartu berobat ke dokter atau rumah sakit. Kartu multifungsi itu disebut Jembrana Smart Card (J-Smart). Kartu ini boleh dibilang sebagai terobosan dari Pemkab Jembrana dalam rangka meningkatkan kinerja layanan publiknya dengan memanfaatkan TI.

Tak hanya itu. Ketika konsep digital cityatau cyber citymasih diwacanakan di seantero Indonesia , Jembrana sudah menerapkannya. Kabupaten yang terletak di bagian paling barat Pulau Bali itu merupakan contoh sukses dan dijadikan rujukan dalam pewujudan digital city.Dalam hal pemanfaatan TI, Jembrana memang selalu terdepan dan inovatif. Dan, keberanian Jembrana dalam mengadopsi solusi TI tersebut tidak lepas dari sosok Prof. Dr. drg. I Gede Winasa, sang bupati. "Kami ini miskin, tapi sombong," ucap Winasa dengan nada canda.

Maklumlah, sebagai daerah minus, Winasa malah berani-beraninya memutuskan memanfaatkan TI, yang tentu saja biayanya tidak murah. Sang bupati intelek ini memiliki keyakinan TI akan sangat membantu kemajuan daerahnya. Di sisi lain, pembenahan birokrasi dan SDM pun gencar dilakukan. Apa saja inovasi Jembrana dalam mempraktikkan e-government (e-gov) menuju kota digital guna memberikan pelayanan sebaiknya-baiknya kepada masyakaratnya?

Salah satu gebrakan awal Winasa adalah pengembangan website 2001. Tujuannya, mempermudah interaksi dengan warga. Namun, terbatasnya warga Jembrana dalam mengakses Internet menyebabkan hasil yang diharapkan tidak maksimal. Meski demikian, Pemkab Jembrana tak putus asa. Seiring dengan maraknya pemakaian telepon seluler, Pemkab menyiasatinya dengan mengembangkan layanan SMS gateway. , respons terhadap layanan SMSgatewayini cukup bagus. Setiap hari ratusan SMS berisi pengaduan hingga permohonan masuk ke Pemkab — yang dijawab dan ditindaklanjuti dalam waktu maksimum tiga hari.

Menurut I Komang Wiasa, Kepala Dinas Hubungan Komunikasi dan Informasi Kab. Jembrana, cepatnya respons terhadap SMS yang masuk, karena SMS itu langsung dilkomunikasikan ke bagian-bagian terkait secara elektronik sesuai dengan konsep "kantaya" (kantor maya). "Padahal, ketika mengawali menerapkan TI, Pemkab Jembrana tidak mempunyai SDM TI. Untuk itu, pada 2001 kami menjalin kerja sama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT untuk mendapatkan teknologi dan dukungan teknis dengan anggaran terbatas," ujar Wiasa.

Salah satu megaproyek pengembangan TI yang dilakukan Pemkab Jembrana adalah Jimbarwana Network (J-Net) — infrastruktur jaringan yang mengintegrasikan kecamatan, desa dan sekolah-sekolah se-Kabupaten Jembrana — pada Maret 2007. Tujuan pengembangan J-Net adalah meningkatkan kualitas layanan publik, menjalankan kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kualitas pendidikan (e-learning), dan memasyarakatkan TI. "Konsep pengembangan TI Jembrana adalah e-development. tidak sekadar ingin menjadikan Jembrana sebagai daerah yang menjalankan e-government, melainkan perpaduan penerapan e-leadership, e-government, e-society, e-businessyang terhubung dalam infrastruktur, " Wiasa menuturkan.

Dijelaskan Wiasa, pembangunan backboneJ-Net dimulai dari pusat pemerintahan kabupaten yang berhubungan dengan Network Operating Center (NOC). Dari pusat jaringan backbonedipancarkan sinyal ke dua arah yang berbeda. Ke timur mengarah ke Kantor Camat Mendoyo dan Camat Pekutatan. Lalu, ke barat mengarah ke Kantor Camat Melaya. Diklaim Wiasa, jaringan backboneKab. Jembrana ini ditopang oleh perangkat teknologi tinggi Speed LAN (local area network)yang menjadi standar militer Amerika Serikat.

Dijelaskan Wiasa, pembuatan infrastruktur jaringan komputer di Jembrana menggunakan konsep De Militerized Zone (DMZ):semua server utama diletakkan pada daerah bebas gangguan keamanan yang diapit dua firewall. Firewall merupakan exterior firewallyang menggunakan perangkat bridge firewall(diletakkan pada NOC). Pada gatewaydiberikan fasilitas Virtual Private Network (VPN) untuk menjaga kerahasiaan pengiriman data, baik voicemaupun non-voicedari dan ke luar jaringan Kab. Jembrana. Adapun komputer clientdiberi softwareVPN Client. Firewallkedua diletakkan pada sisi intranet yang dilengkapi juga dengan VPN serveryang dipasang pada router. Fungsi VPN ini untuk menjamin kerahasiaan pengiriman data. Sebab, antara NOC dan clientmasih menggunakan wireless — keamanannya masih sangat rendah.

Pengembangan jaringan infrastruktur (backbone) J-Net ini menghabiskan biaya Rp 5 miliar. J-Net mempunyai kapasitas bandwidthhingga 11 Mbps — cukup besar dan cepat untuk mengirim data teks, data suara, ataupun data gambar/video. Bahkan, J-Net juga bisa digunakan untuk layanan VoIP dan video conference.

Diakui Wiasa, bagi Jembrana investasi untuk membangun J-Net ini sangat besar. Pendanaannya, selain dari APBD, juga dari sumbangan warga. Antara lain, tiap sekolah menyumbang Rp 30 juta, sumbangan tiap desa sebesar Rp 40 juta, dan kecamatan mengeluarkan Rp 60 juta. "Menjadikan Jembrana sebagai cyber citybenar-benar dilakukan secara gotong-royong, " ujar Wiasa bangga.

Hasilnya? Kini, J-Net bisa menghubungkan kantor kabupaten dengan lima kantor kecamatan, 51 kantor desa, 10 kantor kelurahan, 240 sekolah, puskesmas, rumah sakit dan telecenteryang ada di Jembrana. Hingga tahun ini ditargetkan jumlah titik jaringan berbasis Internet ini bisa mencapai 253.

Kehadiran J-Net pun telah memicu pengembangan dan implementasi sistem TI yang baru. Antara lain, Jembrana Satu Identitas Kesehatan (J-Sidik) yang mengintegrasikan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah dengan sistem Jaminan Kesehatan Jembrana. Pengembangan terbaru yang digagas Winasa adalah Millenium Development Goals (MDGs) di mana pencapaian MDGs ditampilkan dalam bentuk peta digital yang menggambarkan kondisi MDGs di seluruh banjar di Kab. Jembrana. Mappingini dapat dimonitor oleh petugas posyandu, aparat desa, camat hingga bupati, dengan mengakses situs web yang terhubung dengan J-Net.

Selain itu, Pemkab Jembrana mulai memperkenalkan layanan e-ticket untuk keperluan transportasi massal dengan tarif murah — walaupun untuk sementara layanan ini baru bisa dinikmati pegawai negeri sipil (PNS). Melalui layanan e-ticket, setiap bus sudah dilengkapi komputer untuk membaca KTP SIAK milik PNS yang menumpang dan telah terintegrasi dengan rekening masing-masing sehingga langsung memotong Rp 1.000 untuk satu perjalanan.

Tidak hanya itu, sekarang masyarakat Jembrana bisa memanfaatkan komputer layar sentuh yang terpasang di Kantor Pemkab untuk mendapatkan informasi tentang layanan. Termasuk, biaya layanan sebelum mengajukan permintaan layanan. "Praktik calo dan korupsi sudah bisa diberantas," kata Wiasa.

Sekolah-sekolah di Jembrana pun sudah terhubung dengan program jaringan pendidikan nasional (jardiknas). Bahkan, J-Net juga dimanfaatkan sekolah untuk absensi, perpustakaan, kantin, video edukasi hingga saat pemilihan ketua OSIS (melalui cara e-voting).

Gebrakan terbaru Winasa adalah memanfaatkan TI untuk melakukan e-voting pemilihan kepala dusun dan kepala desa. Penerapan e-voting untuk menghemat biaya serta mempersingkat dan memudahkan proses pemilihan. Selain itu, dengan menggunakan kartu chipsebagai kartu identitas penduduk dan bagian dari sistem verifikasi, penyimpangan proses pemilihan dapat dihindari. Dengan sistem ini, calon pemilih hanya menggunakan kartu tanda penduduk yang sudah dilengkapi chip data untuk mendaftar, kemudian menuju bilik suara dan menyentuh gambar calon yang tertera pada layar monitor. Prosesi itu dilakukan tidak sampai setengah menit untuk satu pemilih. Hasil dari sistem ini bisa segera terpampang di layar monitor dan bisa dihitung seketika, sehingga siapa pemenangnya dan jumlah suara yang diperoleh bisa diketahui. "Menuju e-government harga mati yang dicanangkan Pemkab. Walaupun tidak sedikit kendala yang harus dihadapi, seperti keterbatasan dana, pengetahuan, infrastruktur
serta budaya kerja," ujar Wiasa. "Jembrana sudah mencanangkan diri menuju cyber citydengan menempatkan TI sebagai tulang punggung dalam memberikan pelayanan agar menjadi lebih efektif dan efisien," Winasa menambahkan.

Menariknya, untuk mempraktikkan e-govdan menuju kota digital ini masyakarat Jembrana tidak dipungut biaya. Misalnya, untuk mengurus e-KTP dilengkapi chip, tidak ada biaya alias gratis. Saat ini 71% penduduk Jembrana telah memiliki e-KTP bisa difungsikan sebagai kartu berobat gratis, baik ke rumah sakit umum maupun swasta, pelayanan ambulan hingga ke rumah sakit rujukan di Denpasar juga digratiskan. Bahkan, di Denpasar, Pemkab menyediakan rumah singgah berkapasitas 20 kamar bagi masyarakat Jembrana dengan hanya menunjukkan KTP. Tidak hanya pembuatan KTP yang digratiskan, akta kelahiran dan akta perkawinan juga bisa didapatkan secara gratis.

Di sisi lain, perekonomian Jembrana pun mulai bergerak naik, yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Ketika mulai menjabat, Winasa mewarisi PAD sebesar Rp 2,3 miliar, tetapi belum habis masa jabatan pertamanya ia telah berhasil mendongkrak PAD Jembrana menjadi Rp 8,5 miliar. Sekarang, di akhir masa jabatan keduanya PAD Jembrana telah mencapai Rp 20 miliar. Tak mengherankan, ketika diadakan survei kepuasan rakyat terhadap pemerintah, nilainya 90,08%. Diklaim Winasa, dari 270.795 jiwa penduduk pada 2009, tercatat hanya 4.800 orang yang masih termasuk keluarga miskin. "Tahun 2010 ini Jembrana bisa bebas dari keluarga miskin," ujar Winasa menegaskan.

Selain itu, sekarang Pemkab Jembrana bisa memasok sendiri SDM TI yang dibutuhkan, dengan mendirikan Sekolah Tinggi Teknik Jembrana. Pada 2006 Pemkab hanya punya satu tenaga sarjana komputer, sedangkan pada 2009 meningkat menjadi 78 sarjana S-1, dua orang lulusan S-2, dan 14 tamatan D-3, serta dibantu juga oleh 200 mahasiswa dan 150 siswa dari SMK TI. Dengan SDM ini, Pemkab mulai bisa mengembangkan aplikasi sistem kepegawaian dan sistem informasi untuk Jaminan Kesehatan Jembrana. Memanfaatkan tenaga ini juga, Pemkab sukses melakukan sistem pelayanan satu atap, yang benar-benar hanya satu loket tanpa ada tatap muka karena semua dilakukan dengan komputer yagn menggunakan free open source software.

Pemanfaatan TI oleh Pemkab Jembrana dirasakan benar oleh Putu Suardika, warga Jembrana yang saat ini melanjutkan kuliah di Denpasar. Hanya dengan menunjukkan KTP SIAK, Putu dibebaskan dari seluruh biaya saat berobat di Nita Klinik, Denpasar. Sebagai mahasiswa di perantauan, Putu merasa sangat terbantu dengan adanya program digital cityini. "Saya harap Pemkab Jembrana bisa mengembangkan kerja sama dengan lebih banyak klinik swasta di seluruh kabupaten di Bali ," katanya. "Selain itu," ia menambahkan, "saya bangga sekarang Jembrana banyak dilirik dunia karena keberhasilannya memanfaatkan TI, sehingga menjadi cyber citypertama di Indonesia ."

Menurut catatan Wiasa, selama Januari hingga pertengahan Juni 2010 saja Pemkab sudah menerima 1.837 rombongan, baik pemerintah maupun swasta, yang ingin tahu bagaimana pemanfaatan TI di Jembrana. Agar tidak mengganggu kinerja, Pemkab terpaksa membatasi hanya bisa menerima tamu setiap Selasa, sesuai dengan jadwal bupati melakukan teleconferencedengan masyarakat umum dan aparat bawahannya di dusun-dusun.

Kehebatan Jembrana dalam pemanfaatan TI bagi kemaslahatan warganya diakui praktisi TI Gatot Santoso. Bahkan, Gatot berani menilai bahwa pemkab kabupaten ini sudah layak dijadikan contoh sebagai pemkab yang mempraktikkan e-gov daerahnya telah menjadi digital city. , secara umum, ia menilai penerapan e-gov sejumlah pemkab/pemkot di Indonesia belum merata. Masyarakat masih relatif sulit mengakses informasi, serta mengurus pembuatan kartu pengenal dan pencatatan lainnya (KTP, paspor, SIM, akta kelahiran, pindah alamat, pernikahan, dan sebagainya). Begitu pula, bila para investor ingin melakukan investasi di suatu daerah. Lain halnya di Kab. Jembrana. "level pemerintahan, Kab. Jembrana merupakan salah satu yang sudah leadingdalam penerapan digital city,"ujar Senior VP Wilayah Usaha Tengah PT Aplikanusa Lintasarta itu.

Menurut Gatot, ada beberapa kendala yang dihadapi pemkab/pemkot guna menuju kota digital. Pertama, perencanaan dan implementasinya biasanya masih dilakukan sendiri-sendiri. Padahal dalam konsep digital cityini, teknologi sifatnya standar. "Gunakan saja teknologi yang sudah standar di pasar, baik software, hardware sistem komunikasinya. Kunci utama adalah di sistem prosedur dan standardisasi, " Gatot mengingatkan. Dari sisi perencanaan, saat ini di beberapa tempat masih tergantung pada visi dan urgensi kepala daerahnya. Jika kepala daerahnya kurang mendukung ke arah ICT dan digital city, tentunya anggaran yang disediakan dan bisa dipakai menjadi nomor sekian. Selain itu, pelaksanaannya masih diberlakukan seperti proyek tahunan. Padahal, menurutnya, konsep digital cityseharusnya adalah proyek multi-yearsdan selalu berkesinambungan.

Kendala kedua, standardisasi yang berbeda menyebabkan interkoneksi antarsektor menjadi sulit. Misalnya, interkoneksi pemerintah dengan perbankan, sistem asuransi, rumah sakit dan institusi pendidikan. Perbedaan ini bisa dalam sistem prosedurnya, jumlah digit nomor penduduk/nasabah, interfacingsistem, dan sebagainya. "Untuk aspek perencanaan, seharusnya dilakukan pemerintah pusat. Dipimpin Kominfo dan melibatkan departemen-departem en terkait. Dalam pelaksanaannya, kembali ke konsep focus your own business," Gatot menyarankan.

Reportase: Silawati, Moh. Husni Mubarak/Riset: Rachmanto Aris D.

Sumber : Swa

Salam
Satria Dharma
http://satriadharma.com/

Minggu, 11 Juli 2010

SPANYOL JUARA PIALA DUNIA 2010

Goal.com
Spanyol memastikan diri sebagai yang terbaik di Piala Dunia 2010 setelah mengalahkan Belanda di laga final dengan skor 1-0 di Soccer City Stadium, Johannesburg, Senin (12/7) dinihari WIB.

Adalah Andres Iniesta yang menjadi pahlawan kemenangan Spanyol dengan gol tunggalnya ke gawang Belanda di babak kedua perpanjangan waktu.

Spanyol juga sukses mengawinkan gelar juara setelah dua tahun lalu meraih tropi Piala Eropa dengan mengalahkan Jerman di laga final.

Sementara Belanda harus kembali puas untuk ketiga kalinya harus menjadi runner up di turnamen akbar Piala Dunia. Sebelumnya mereka juga menjadi runner up di tahun 1978 dan 1974.

Jalannya Pertandingan

Spanyol sudah membuka kesempatan di menit kelima lewat sundulan Sergio Ramos. Akan tetapi, dalam ujian pertamanya, Maarten Stekelenburg berhasil mengamankan gawangnya dengan baik.

David Villa menguji peruntungannya di menit 12. Bola hasil sepakannya hanya melebar dari gawang.

Howard Webb juga tak ketinggalan menunjukkan aksinya dengan mengeluarkan lima kartu kuning dalam rentang waktu 13 menit untuk lima pemain berbeda.

Di menit 34, Iker Casillas salah memperhitungkan datangnya bola fair play yang ditendang Gregory Van Der Wiel. Bola lambung memantul ke kotak penalti dan gagal dijangkaunya. Untungnya bola tipis melebar dari gawang.

Tiga menit berselang, Joris Mathijsen membuang peluang matang yang didapatnya karena gagal menendang bola yang melintas pelan dengan kaki kiri. Padahal dia sudah berada dalam posisi tak terkawal di kotak penalti Spanyol.

Memasuki masa injury time babak pertama, Arjen Robben mendapat kesempatan lewat tendangan kaki kiri. Akan tetapi bola yang mengarah ke tiang dekat gawang Spanyol berhasil diamankan dengan baik oleh kapten tim Iker Casillas.

Di babak kedua, giliran Joan Capdevilla yang gagal menyapu bola ketika berada di kotak penalti Belanda dalam posisi tak terkawal. Momentum itu terjadi ketika pertandingan baru berjalan tiga menit.

Peluang matang didapat Belanda di menit 62. Lewat serangan balik cepat, Robben lolos dari jebakan offside dan berhadapan satu lawan satu dengan Casillas. Akan tetapi, bola tendangannya berhasil dihadang kiper nomor satu Spanyol itu dengan kakinya. Skor 0-0 pun tetap bertahan.

Di menit 69, David Villa memiliki kesempatan membawa timnya memimpin jika saja bisa lebih tenang dalam melepas tendangan ke arah gawang yang dalam posisi tak terkawal.

Memasuki menit ke-77, Sergio Ramos menyambut bola sepak pojok Xavi dengan kepalanya dan dalam kondisi tak terkawal. Akan tetapi, bola sundulan kepalanya masih tipis melintas di atas mistar gawang Stekelenburg.

Robben kembali mendapat kesempatan untuk membawa timnya memimpin lewat aksi individunya di menit 83. Namun Casillas berhasil membaca pergerakannya dan mencuri bola dari Robben.

Kedua tim terus menekan di sisa pertandingan. Namun hingga berakhirnya waktu normal, skor 0-0 tetap bertahan. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan waktu.

Di awal babak perpanjangan waktu pertama, Stekelenburg melakukan penyelamatan penting dengan menghalau tendangan Cesc Fabregas yang masuk ke babak kedua. Belanda membalas dengan sundulan Mathijsen yang masih tipis di atas mistar gawang Casillas.

Di menit 100, Jesus Navas mencoba peruntungannya dengan melepas tendangan dari dalam kotak penalti. Namun bola berhasil diblok Van Bronckhorst yang membuat bola melebar dari gawang. Bek veteran Belanda itu sebelumnya juga melakukan intersep penting dengan menghalau sepakan Iniesta. Tendangan Fabregas juga masih melebar dari gawang.

Di paruh kedua babak perpanjangan waktu, Belanda kehilangan salah satu pemainnya, John Heitinga, karena akumulasi dua kartu kuning. Bek Belanda itu melanggar Iniesta jelang masuk ke kotak penalti mereka. Hadiah tendangan bebas pun diberikan kepada Spanyol, namun gagal dimaksimalkan Xavi yang maju sebagai eksekutor.

Di menit 116, Spanyol akhirnya bisa memecah kebuntuan. Iniesta yang mencetak gol lewat tendangan kerasnya dari dalam kotak penalti, setelah mendapat bola sodoran dari Xavi.

Tak pelak gol tersebut disambut dengan meriah kubu Spanyol. Semua pemain di bangku cadangan pun mengejar Iniesta dan merayakan golnya di pinggir lapangan.

Belanda yang memiliki waktu kurang lebih empat menit berusaha untuk mengejar ketertinggalan mereka. Akan tetapi, hingga berakhirnya pertandingan, skor 1-0 untuk kemenangan Spanyol tetap bertahan. SPANYOL PUN MENJADI JUARA DUNIA 2010.

Susunan Pemain:
Belanda: Stekelenburg, Van Bronckhorst (Braafheid 105), Mathijsen, Heitinga, Van der Wiel, De Jong (Van der Vaart 99), Van Bommel, Kuyt (Elia 71), Sneijder, Robben, Van Persie

Spanyol: Casillas, Capdevilla, Puyol, Pique, Sergio Ramos, Xabi Alonso (Fabregas 87), Busquets, Pedro (Navas 60), Xavi, Iniesta, Villa (Torres 106)

Sabtu, 10 Juli 2010

Guru Berprestasi, Inspirasi dan Motivasi


Menyandang sebutan Guru Berprestasi memang terasa sejuk dihatiku. Apa yang selama ini kulakukan dengan penuh ketulusan, pengabdian yang telah kupersembahkan dengan segenap pengorbanan,  berbuah penghargaan yang tidak kusangka-sangka. Sebagai manusia, aku merasa bangga dan tersanjung. Sekian banyak orang mendambakan predikat itu, dan ternyata aku termasuk orang beruntung yang berhasil mendapatkannya. Sejak menjadi siswa di SPG Negeri Samarinda, aku berhasil menjadi Siswa Teladan Tahun 1997, kini menjadi Guru Berprestasi di Kabupaten Tahun 2010, atas amanah ini, semakin menguatkan tekadku untuk berusaha lebih keras lagi dalam berpikir dan berbuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerahku. Apa yang selama ini kulakukan masih jauh dari harapanku sendiri, upayaku belum berarti apa-apa, keinginanku jauh lebih besar dari apa yang telah kupersembahkan. Semua ini harus dapat aku wujudkan dimasa yang akan datang, aku harus bisa menjadi teladan rekan sejawat dan aku akan berupaya untuk hal itu. Ini adalah beban sekaligus juga peluang bagiku untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Bagiku, Predikat Guru Berprestasi bukanlah tujuan, tapi adalah sarana untuk mewujudkan mutu pendidikan yang lebih  baik lagi ke depannya. Haruslah disadari, betapapun sempurnanya program peningkatan mutu pendidikan tanpa didukung oleh keterandalan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas tentu tak akan memberikan hasil yang memadai. Sedangkan sekarang ini, kondisi riil guru-guru kita di lapangan sungguh beragam kualitasnya dan masih dalam kategori memprihatinkan. Pelaksanaan program pendidikan di lembaga formal, khususnya di pedesaaan masih terkesan 'apa adanya'. Terkesan sebagai upaya 'daripada tidak ada'.  Dan guru sebagai agen perubahan masih perlu mendapat perhatian 'lebih' dari pemerintah dan masyarakat.

Terkait dengan itu maka predikat Guru Berprestasi yang telah kuraih, dimana aku 'notabene' adalah seorang guru di pedesaan kiranya dapat menjadi 'inspirasi' bagi rekan sejawat untuk segera menyadari dan bergegas meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam mengelola pembelajaran. Saatnya guru meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar di kelas sebab kreatifitas guru adalah roh dari peningkatan prestasi anak, roh dari peningkatan mutu pendidikan. Karena hanya dengan itu, mutu pendidikan kita ini baru dapat kita tingkatkan. Seirama dengan itu, masyarakat dan pemerintah juga akan lebih maksimal dalam memberikan perhatian dan penghargaannya kepada guru dan warga sekolah lainnya.

Semoga keberhasilanku dalam meraih Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010 ini menjadi inspirasi dan motivasi para guru-guru kita untuk terus meningkatkan kinerja di masing-masing satuan pendidikan. Agar peningkatan mutu pendidikan bangsa kita ini lebih cepat dapat kita wujudkan. Amin.

Kelapa Sawit, Masa Depan Sedulang


Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit di wilayah Desa Sedulang telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan warga desa Sedulang. Lebih kurang 450 ribu ha hutan di wilayah desa Sedulang yang dahulunya sepi bahkan terkesan angker karena jarang terjamah manusia, kini telah disulap menjadi ‘taman kelapa sawit’ yang cukup indah dipandang.  Sesayup mata memandang kebun kelapa sawit milik beberapa perusahaan ini, menghijau, memberikan harapan baru bagi segenap warga di sekitar perkebunan ini.
Warga nelayan yang biasanya menggantungkan hidupnya pada alat-alat nelayan tradisional seperti ; bubu, rawai, rengge, tamba, dlsb, kini sudah banyak yang beralih menjadi karyawan perkebunan. Bahkan ibu-ibu dan remaja putri juga telah banyak yang bekerja sebagai karyawan perusahaan perkebunan. Mereka tidak lagi menggantungkan nasib pada musim ‘danauan’ atau musim ‘rawaian’ tapi sudah berganti dengan musim panen atau masa ‘gajihan’.
Perahu (gubang) dan ces (ketinting) yang dahulu menjadi sarana utama dalam tiap kepala keluarga, kini telah berganti dengan sepeda motor. Hampir dalam setiap kepala keluarga di Sedulang memiliki kendaraan bermotor sebagai fasilitas andalan untuk mencari nafkah dalam menghidupi keluarga. Istilah ‘menggantungkan nasib di polok gubang’ tampaknya secara perlahan akan terkubur.
Perubahan di atas hanyalah babak awal dari dinamikia kehidupan yang bakal dialami warga desa Sedulang dengan adanya perkebunan kelapa sawit di wilayah ini. Akan lebih besar lagi pengaruhnya apabila perkebunan kelapa sawit ini sudah mengalami masa panen. Pendeknya warga desa sekitar perkebunan kelapa sawit ini akan mengalami perubahan yang lebih cepat, lebih baik dibandingkan jika hutan tersebut tidak diubah menjadi kebun sawit.   Artinya keberadaan perkebunan kelapa sawit di wilayah ini sangat diharapkan untuk mempercepat perkembangan atau kemajuan suatu daerah. Beruntunglah desa Sedulang memiliki areal yang cukup luas dan telah dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit yang sebentar lagi akan menikmati masa ‘panen’.
Semoga saja pola kemitraan yang menjadi landasan kebijakan Pemda mengembangkan perkebunan dapat mencapai sasarannya.  Sumber Daya Alam yang ada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan rakyat. Dengan termanfaatkannya SDA yang ada di wilayah Desa Sedulang ini, tentunya diharapkan kesejahteraan warga Desa Sedulang dan sekitarnya dapat ditingkatkan. Semua itu tergantung bagaimana sikap dan komitmen warga Sedulang sendiri dan realisasi  pola kemitraan dan kerjasama yang diterapkan oleh pihak perusahaan perkebunan yang beroperasi di wilayah ini. Keuntungan bagi semua pihak (masyarakat, perusahaan dan pemerintah) adalah sasaran yang mesti kita capai. Semoga hal ini menjadi perhatian kita bersama. 

Jumat, 02 Juli 2010

SELEKSI GURU DAN PENGAWAS BERPRESTASI KAB. KUKAR

Dua hari mengikuti Seleksi Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara rasanya cukup memberi gambaran kepada saya bahwa sesungguhnya kita masih mempunyai semangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kita masih memiliki harapan untuk bersaing dengan daerah lainnya dalam hal peningkatan mutu pendidikan ke depan. Gambaran itu saya peroleh setelah mencermati 'diskusi ringan' bapak-ibu guru dan pengawas yang mengikuti lomba tersebut.
Peserta yang 'notabene' utusan dari 18 kecamatan, tentunya adalah guru terbaik dari sekian guru yang ada di kecamatan tersebut. Terbukti selama mengikuti seleksi, para peserta telah memperlihatkan keunggulannya masing-masing. Baik dari aspek kepribadian, profesional, sosial dan aspek paedagogis memang . Seandainya potret guru-guru kita di lapangan semuanya sudah seperti ini, tentu hasil output pendidikan kita ke depan akan jauh lebih baik dari sekarang ini.
Kegiatan pemilihan guru berprestasi dan semacamnya memang perlu secara rutin diadakan dalam rangka memacu semangat, kreatifitas dan inovasi para pendidik kita. Hal ini sangat penting menjadi perhatian kita bersama mengingat keberhasilan pembelajaran di suatu sekolah pada akhirnya ditentukan oleh para pendidik. Guru adalah ujung tombak terdepan dalam upaya meningkatkan prestasi anak di sekolah.
Saya pribadi bersyukur telah mendapat kepercayaan menjadi duta guru berprestasi Kecamatan Muara Kaman. Bagi saya menang bukanlah tujuan dari kegiatan ini, predikat juara hanyalah sarana untuk memacu semangat, namun seandainya kemenangan dapat saya raih, tentu hal ini akan saya jadikan modal untuk berbuat, berjuang lebih keras lagi demi berpartisipasi meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan saya berada sesuai kemampuan saya.
Akhirnya, selamat berlomba... semoga keberhasilan menyertai langkah kita bersama, amin.