Minggu, 03 Oktober 2010

Memahami Makna Sekolah Gratis


Penulis : Sulaiman, S.Pd
( Mahasiswa Program Pascasarjana Unmul )

Kebijakan sekolah gratis di Kutai Kartanegara perlu mendapat apresiasi dari segenap warga, sebab terlepas dari muatan politis yang terkandung didalamnya, sekolah gratis dirasakan sangat membantu meringankan biaya pendidikan bagi para pelajar dari tingkat SD hingga SMA. Dalam konteks pemerataan memperoleh pendidikan kebijakan ini berdampak positif, namun dalam konteks percepatan pencapaian peningkatan mutu pendidikan harus diakui bahwa dalam penyelenggaraan  pembelajaran di sekolah khususnya di daerah pedesaan, sekolah gratis ini ternyata menyertakan pengaruh yang kurang menguntungkan. Hal ini terjadi, akibat pemahaman sekolah gratis yang masih keliru dalam sebagian masyarakat kita. Sekolah gratis menurut mereka, tidak menuntut pengorbanan apapun dari masyarakat. 

Padahal kita tahu bahwa untuk mencapai penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, untuk mewujudkan proses pembelajaran yang maksimal baik di sekolah maupun di rumah, masih sangat diperlukan dukungan dan pengorbanan moral maupun materiil dari para orangtua. Bukankah kita telah lama mengenal istilah, 'kalah membeli, menang memakai'. Artinya masyarakat kita sebetulnya paham bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas itu diperlukan pengorbanan yang lebih besar. Begitupun upaya mencapai hasil pendidikan berkualitas, diperlukan proses pembelajaran yang bermutu dan untuk ciptakan pembelajaran bermutu itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ini sejalan dengan apa yang dikemukan Bapak Menteri Pendidikan Nasional dalam suatu kesempatan berdialog dengan salah seorang siswa SMA Melati, bahwa sekolah bermutu atau biaya pendidikan berkualitas itu cukup mahal.

Terkait dengan kebijakan sekolah gratis ini, kiranya disadari bersama bahwa sekolah tidak dapat dibiarkan 'sendirian' dalam mengupayakan keberhasilan anak-anak didik kita. Peranserta masyarakat, termasuk peran materiil masih sangat diperlukan. Jangan karena alasan sekolah gratis menyebabkan keengganan masyarakat untuk berbuat yang terbaik untuk masa depan anak-anak mereka. Mewujudkan sekolah bermutu perlu kolaborasi dukungan maksimal dari semua pihak terlebih orangtu peserta didik.

Selanjutnya dalam mengembangkan sekolah ke depan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang saat ini diyakini sebagai salah satu pendekatan terbaik untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan hendaknya tidak 'terhalangi' oleh kebijakan sekolah gratis ini, sebab dalam MBS mensyaratkan adanya dukungan yang maksimal dari masyarakat kepada kemajuan sekolah. Sebaliknya diharapkan kepada masyarakat untuk memahami sekolah gratis sebagai motivasi untuk lebih peduli dan bersedia berkorban demi mewujudkan keberhasilan peningkatan mutu pendidikan di daerah kita. Hanya dengan kesadaran ini kesuksesan Gerbang Raja khususnya bidang pendidikan di Kutai Kartanegara dapat kita wujudkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar